Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang berarti mengukir. Pembentukan karakter seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Karakter memiliki pengertian tanda khusus atau pola perilaku. Perilaku anak cenderung di bentuk oleh lingkungan sosial,dan yang sangat berpengaruh adalah lingkungan keluarga.
Keluarga sebagai pondasi dasar dalam pembentukan karakter anak sangat menentukan arah karakter anak, apakah kearah positif atau negatif. Sebagai pondasi pembentukan karakter anak pola didik orang tua harus bisa mendorong anak ke arah yang positif. Membentuk karakter anak memang bukan hal yang mudah tapi itu bukan hal yang mustahil. Kesalahan pola didik oleh orang tua akan membentuk karakter buruk anak.
Masalah karakter sering kali terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini tentunya membuat proses belajar-mengajar tidak efektif dan tentunya membuat guru merasa terbebani. Ini menjadi tugas utama guru. Namun dalam usaha untuk memahami siswa, guru seringkali di perhadapkan dengan siswa yang cenderung menutupi masalahnya dan tidak ingin bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini menjadi dilema untuk guru, karena penyebab pasti hal ini tidak bisa di identifikasi.
Tugas pendidik tidak hanya sebatas memberikan materi dan membagi pengetahuan, lebih dari itu guru harus memiliki peran dalam membentuk karakter anak. Selain itu, keluarga dan lingkungan juga berpengaruh terhadap karakter anak.
Cara didik orang tua yang selalu mengekang dan membatasi akan membuat anak menjadi tidak mandiri. Anak yang selalu dikekang dan dibatasi akan menjadi pribadi yang arogan ketika di tempatkan pada lingkungan yang membebaskan dia untuk berekspresi. Didikan semacam ini pada anak usia dini memang terlihat sepele namun itu akan sangat berpengaruh besar terhadap tumbuh-kembang psikis anak dan kerjasama antara orang tua dan lembaga pendidikan menjadi satu hal yang urgent demi terwujudnya siswa yang berkarakter.
