Sore kelabu, memayungi cakrawala,
Bukan jingga membara, tapi abu yang merana.
Awan tebal menggantung, serupa selimut duka,
Membungkus bumi, menyimpan tanya tak terhingga.
Angin berdesir, membawa bisik pilu,
Kisah-kisah nestapa dari sudut-sudut baru.
Senja merangkak, namun bukan membawa damai,
Justru resah membuncah, di hati yang merangkai.
Di balik tirai senja, keadilan seolah mati,
Tercecer di jalanan, terinjak kaki-kaki.
Tangisan pilu, tak lagi terdengar lantang,
Tertelan gemuruh janji, yang selalu terbuang.
Sore abu, saksi bisu ketimpangan,
Ketika hak direnggut, tanpa ada perlawanan.
Dunia merintih, di bawah beban serakah,
Mencari secercah asa, di tengah gelap yang parah.
Dan bintang enggan muncul, malu mungkin melihat,
Bagaimana manusia, saling memangsa dan melumat.
Hanya rembulan pucat, sesekali mengintip sendu,
Menatap bumi yang lelah, dalam balutan abu